Breaking News

Makna Titik Nol Islam Nusantara di Barus

Peresmian Tugu Titik Nol Islam Nusantara di Barus oleh Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Monumen Titik Nol Islam Nusantara yang terletak di Pantai Barat Sumatera di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Jumat (24/3).

Presiden turut didampingi Gubsu, HT Erry Nuradi; Ketua Dewan Ulama DPP Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI), Syekh KH Ali Akbar Marbun, yang juga Rais Syuriah PBNU pengasuh Ponpes Al Kautsar Al-Akbar Medan dan Lae Toras; Ketum DPP JBMI Albiner Sitompul, Sekjen DPP JBMI, Arif R Marbun dan Ketua DPW JBMI Sumut, Aidan Nazwir Panggabean. Peresmian itu juga dihadiri pemuka agama, tokoh masyarakat, mantan Ketua DPR RI Akbar Tanjung, sejumlah menteri, FKPD Provsu dan Tapanuli Tengah. Peresmian ditandai penandatangan prasasti, menekan tombol sirine dan peninjauan lokasi oleh Presiden Jokowi.

Monumen tersebut memiliki tiga tiang penyangga bola dunia, memiliki filosofi adat Batak yang menjadi kearifan lokal yakni ‘Dalihan Na Tolu’. Kota Barus atau dikenal juga dengan nama Fansur, pada abad 1-17 Masehi merupakan Kota Emporium dan pusat peradaban yang menjadikan Barus kota tertua di Indonesia.

Pelayar-pelayar terkenal seperti Marcopollo pernah mendarat di Barus. Pedagang-pedagang dari Jazirah Arab, Persia, India, bahkan Eropa seperti Spanuol, Portugis, Belanda dan Inggris, berdatangan ke Kota Barus. Dulunya, aktivitas di kota ini lebih banyak berdagang, komoditi yang paling dominan adalah rempah-rempah. Adapun barang dagangan dibawa turun dari gunung oleh penduduk lokal.

Salah satu komoditi paling terkenal hingga saat ini adalah kapur barus. Bahkan dalam sebuah penelitian disebutkan, mayat seorang Raja Firaun diawetkan dengan menggunakan bahan rempah-rempah bernama kapur barus yang berasal dari Barus. Kedatangan para pedagang-pedagang yang jazirah Arab termasuk Persia, juga sekaligus membawa pengaruh Islam masuk ke Nusantara untuk pertama kalinya.

Selanjutnya, kedatangan para pedagang-pedagang yang berasal dari Eropa juga sekaligus membawa pengaruh Agama Kristen ke Nusantara. Akan tetapi, Agama Islam lebih mendominasi. Peninggalan-peninggalan bersejarah, seperti kuburan berukuran raksasa, batu nisan bertuliskan tulisan Persia kuno dan artefak-artefak sejarah lainnya masih banyak ditemui di Barus. (metro24jam.com)

Tidak ada komentar